Langsung ke konten utama

Sudah Pakai Batik Hari Ini?

ba.tik

kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu; kain batik.

Kain batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh presiden Soeharto yang kala itu memakai baju batik saat Konferensi PBB bersama negara-negara lain. Ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional berawal dari ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Kain batik sempat hampir ditinggalkan oleh masyarakat. Saat batik hampir diklaim oleh Malaysia, barulah seolah masyarakat tersadarkan bahwa batik adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan. 


Bagian (1)

Tengok Batik

Lihat itu tangga
Ujungnya entah dimana

Katanya engkau disana
Sedang membatik katanya

Batik?

Apa katanya?


Bagian (2)

Malam

Bukan, bukan yang itu
Malam yang ini
Bukan malam yang itu
Iya, yang ini

Dasar!


Bagian (3)

Sudah ke mana?

Aku sih, sudah lama, katanya. Tapi, entahlah berapa lama. Tak tahu katanya. Aku tanya, ke mana saja? Jauh, katanya. Entahlah tepatnya. Lupa katanya. Melewati laut, gunung, dibawa perang, dipakai hujan.

Kau, sudah ke mana? katanya.


Bagian (4)

Semburat Warna

Dulu hanya hitam. Dulu hanya cokelat. Sekarang tak. Kata orang aku ada warna. Pernah sempat diaku, katanya tak perlu. Lihat warnaku! Sudah diaku, baru malu. Semestapun tahu.



---
Sudah pakai batik hari ini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

General Ahmad Yani

Ahmad Yani was born in Jenar,  Purworejo ,  Central Java  on 19 June 1922 to the Wongsoredjo family. In 1927, Ahmad Yani moved to Batavia with his family. In Batavia, Ahmad Yani enter the primary and secondary school. In 1940, Ahmad Yani left high school to undergo compulsory military service in the  Army of the Dutch East Indies  colonial government.

Cerita Ayah (Part 2)

Setelah semalaman memikirkan kemungkinan untuk kabur dari panti asuhan, akhirnya tengah malam anak itu berani untuk pergi dari bangunan tua itu. Tidak tahu harus melakukan apa setelah kabur, pagi hingga siang harinya anak itu mengunjungi banyak proyek pembangunan. Ia bermaksud untuk menawarkan diri bekerja sebagai kuli bangunan.