Langsung ke konten utama

Sumpahnya Pemuda


           28 Oktober  1928
Di Jakarta, para pemuda dari seluruh Indonesia menyatakan sumpahnya. Bersumpah bahwa mereka satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa, Indonesia.
Itu mereka. Mereka berjanji, mereka menepati. Membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan bukanlah suatu hal yang mudah, tapi mereka membuktikannya. Membuktikan sumpah yang mereka ikrarkan.
Lantas bagaimana dengan generasi sekarang? Kita para penerusnya? Mari kita lihat dari sisi yang bertolak belakang.
            Sekarang
Pemuda zaman sekarang cenderung melupakan jati dirinya sebagai seorang warga negara Indonesia, yang seharusnya mereka banggakan.
Bagaimana dengan sisi positifnya?
Memang tidak semua pemuda zaman sekarang telah melupakan hakikat dari sumpah pemuda. Segelintir dari mereka masih ada yang mengamalkan hakikat sumpah pemuda.
Coba perhatikan sekitar, bandingkan jumlah antara pemuda yang mengamalkan dan yang tidak mengamalkan sifat-sifat yang seharusnya diperoleh dari hadirnya sumpah pemuda.
Lalu lihat diri kita sendiri. Sudahkah kita mengamalkan sumpah pemuda?
Mulailah dari diri kita sendiri. Ajak kawan, pemuda-pemuda di sekitar kita.
Bangkitkan semangat sumpah pemuda!

#90tahunSumpahPemuda
#GenerasiZberSumpahPemuda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

General Ahmad Yani

Ahmad Yani was born in Jenar,  Purworejo ,  Central Java  on 19 June 1922 to the Wongsoredjo family. In 1927, Ahmad Yani moved to Batavia with his family. In Batavia, Ahmad Yani enter the primary and secondary school. In 1940, Ahmad Yani left high school to undergo compulsory military service in the  Army of the Dutch East Indies  colonial government.

Cerita Ayah (Part 2)

Setelah semalaman memikirkan kemungkinan untuk kabur dari panti asuhan, akhirnya tengah malam anak itu berani untuk pergi dari bangunan tua itu. Tidak tahu harus melakukan apa setelah kabur, pagi hingga siang harinya anak itu mengunjungi banyak proyek pembangunan. Ia bermaksud untuk menawarkan diri bekerja sebagai kuli bangunan.